RSUD Karawang Buka Layanan Penyakit Nyeri Tanpa Minum Obat

Kabar Daerah71 views

KARAWANG, biropers.com – Pelayanan klinik nyeri bagi masyarakat dengan cara memberikan terapi intervensi tanpa perlu meminum obat apapun.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang buka klinik pelayanan terbaru bagi masyarakat. Pelayanan ini untuk mengatasi rasa nyeri yang di derita oleh masyarakat. Ucu Nur Hadiat, Dokter Anastesi dan Penanganan Nyeri RSUD Karawang menyampaikan, pelayanan yang diberikan berupa tindakan alternatif untuk dapat menghilangkan rasa nyeri yang belum tuntas.

“Memang ini sebuah layanan baru di RSUD, kita mempunyai layanan klinik nyeri. Masyarakat banyak sekali keluhan nyeri yang belum tuntas artinya masih mengeluhkan nyeri tapi belum tuntas hilang rasa nyerinya. Kita mengambil tindakan alternatif untuk menghilangkan rasa nyeri,” ujarnya Jumat (15/3/2024).

Rasa nyeri dapat timbul akibat adanya peradangan yang terjadi di sendi. Ia menjelaskan teknik pengobatan yang diberikan dengan memberikan terapi di titik nyeri secara langsung. Sebelum terapi, akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk menemukan sumber rasa nyeri. Pasien tidak perlu meminum obat untuk menghilangkan rasa nyeri.

“Rasa nyeri itu suatu kondisi akibat peradangan dan harus dicari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Kita berikan pemeriksaan dan terapi di titik nyeri secara langsung. Kita bisa lakukan pemeriksaan dan terapi intervensi untuk nyeri dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dibandingkan dengan terapi obat-obatan masih belum berhasil maka akan kita berikan terapi intervensi nyeri,” jelasnya

Baca Juga:  UPZIS RSUD KARAWANG Capai Rp 600 Juta Per Tahun

Alat yang digunakan berupa USG dan C-Arm. Dokter akan memberikan suntikan dan radio frekuensi di titik sumber nyeri. Bagi pasien yang menderita rasa nyeri kondisi ringan maka terapi cukup diberikan satu kali, namun ketika kondisi telah berat maka terapi diberikan selama beberapa kali.

“Ada teknik khusus, terapi ini kita melakukan diagnosa di sumber nyeri. Kemudian kita ambil tindakan di titik nyeri secara langsung dengan alat USG atau C-Arm. Kita lakukan dengan penyuntikan dan radio frekuensi. Kalau terapi obat-obatan dengan cara meminum obat kemudian akan menyebar ke sumber nyeri. Tergantung dari kondisi dan penyebab nyeri dari pasiennya. Kalau kondisi ringan, satu kali intervensi sudah cukup tapi kalau berat kita akan lakukan terapi intervensi beberapa kali,” imbuhnya.

Penderita penyakit itu tidak hanya usia lanjut saja, namun ada juga usia 20 tahun. Faktor penyebab untuk penderita usia 20 tahun dikarenakan aktivitas olahraga dan cedera. Ia menegaskan penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga:  Teken MoU, Nakes RSUD Karawang Dapat Beasiswa ke Luar Negeri

“Paling banyak terjadi di lutut, pinggang terutama untuk usia yang sudah lanjut. Kalau yang masih muda lebih banyak karena olahraga atau aktivitas. Nyeri ini sangat mengganggu apalagi di usia produktif akan menghambat. Sekitar di 20 an, tapi paling banyak di atas usia 40. Kalau mematikan tidak tapi akan menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan, seperti nyeri di pinggang akan mengganggu tidur dan bisa mengakibatkan stress dan depresi,” jelasnya.

Ia menghimbau kepada semua masyarakat ketika merasa nyeri untuk tidak dibiarkan begitu saja. Hal tersebut dapat mengakibatkan bagian tubuh yang lain akan mengalami rasa nyeri jika tidak segera di tangani.

“Kalau ada rasa nyeri harus ditangani secara tuntas, ketika lama dibiarkan akan semakin sulit karena akan mempengaruhi bagian yang lain. Misalnya ketika nyeri lutut di sebelah kiri dan menggunakan kaki sebelah kanan sebagai tumpuan, kemudian karena posisi tidak seimbang terus menerus rasa nyeri akan terasa di pinggang. Jadi kalau ada rasa nyeri jangan dibiarkan tapi selalu mencari terapi untuk penyembuhan,” tutupnya. Rilis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *